Batik Tanjung Bumi
Batik Jogja, Batik Pekalongan,
Batik Cirebon sudah biasa. Motif parang baron, parang rusak,
megamendung, gringsing pun sudah biasa. Bagaimana dengan batik
Tanjungbumi atau motif batik tluki kurung? Belum tentu.
Tanjungbumi merupakan daerah yang
menjadi sentra batik yang cukup terkemuka di Pulau Madura. Letaknya 50km
ke arah utara Kabupaten Bangkalan, Madura dan berdekatan dengan wilayah
laut, tepatnya Laut Jawa. Desa Tanjungbumi dapat ditempuh dengan mobil
pribadi selama 45-60 menit. Namun, jika teman2 ingin menggunakan
angkutan umum, dari Bangkalan-Tanjungbumi cukup mengeluarkan uang Rp
8.000 hingga Rp 10.000 sudah tiba di perkampungan batik Tanjungbumi. Di
desa ini, membatik sudah menjadi keseharian warganya. Konon, pada
mulanya para istri membuat batik untuk mengisi waktu luang sambil
menunggu suami datang melaut. Ya, profesi nelayan merupakan mata
pencarian utama para laki-laki di Tanjungbumi karena kondisi
geografisnya dekat dengan laut. Di desa ini setidaknya terdapat kurang
lebih 900 perajin batik yang menyebar di seluruh Tanjungbumi. Tak heran
para remaja di sana pun telah mahir membuat batik.
Kebanyakan motif batik Tanjungbumi
berkisar pada motif batik tulis pesisir yang dipengaruhi oleh lingkungan
dan letak geografisnya. Warna-warna khas batik tulis di daerah ini
menggunakan warna-warna yang tajam dan kontras yang disesuaikan dengan
karakter masyarakat Madura. Salah satu warna yang menjadi ciri khas
adalah warna merah. Biasanya ada setitik warna merah pada motif daun,
bunga, merak, dan sebagainya. Bagi masyarakat Tanjungbumi, dulunya batik
diperlakukan sebagai barang berharga layaknya emas atau tabungan dan
diwariskan kepada anak cucu. Namun, seiring berjalannya waktu, batik
sudah mulai dikomersialkan. Batik Tanjungbumi konon bisa bertahan dan
awet hingga puluhan bahkan ratusan tahun tanpa lapuk maupun berubah
warna.
0 komentar:
Posting Komentar